Sebelumnya, bemper belakang sudah mendapatkan sentuhan. Saatnya memberikan sentuhan pula pada lampu belakang.
Saat kejadian, hampir setiap hari hujan deras turun di Bandung. Bahkan beberapa daerah sempat mengalami kebanjiran. Hal tersebut menuntut perbaikan sementara dilakukan pada lampu belakang, agar air tidak masuk dan menyebabkan kerusakan lebih parah.
Perbaikan Sementara
Tujuan saya sederhana saja, yang penting air tidak masuk ke dalam lampu. Untuk itu saya membutuhkan lem yang bagus.
Superglue, lem korea, atau lem berbasis cyanoacrylate lainnya, mungkin bisa merekat kuat secara cepat, sayangnya lem tersebut bersifat rigid dan kurang cocok untuk aplikasi pada mobil yang akan mendapatkan getaran terus-menerus di jalan. Setelah memilah-milah, pilihan saya jatuh pada lem ini:
Kata kuncinya adalah: flexible bond dan waterproof
Lem Devcon WeldIt ini, bisa didapat di Ace Hardware. Bahwa lem ini tetap bening saat mengering, juga menjadi kriteria yang cocok untuk merekatkan mika lampu belakang.
Pengeleman (atas), pengeringan (bawah)
Dalam prosesnya, saya sengaja memilih waktu malam hari sebelum tidur, agar tidak terlalu capek menunggu lem kering.
Dilakukan pengeleman pada bagian mika lampu yang terangkat dari rumahnya, tidak keseluruhan keliling mika dilem ulang, karena bagian yang terangkat hanyalah sisi kanan dan bawah saja.
Lampu pun didiamkan semalaman agar mengering sementara saya tidur.
Sebelum (atas), sesudah (bawah)
Selain itu, bagian kecil di pojokan yang pecah dan terlepas, juga direkatkan kembali.
Untungnya saya sempat memungut pecahan tersebut pada saat kejadian, membuat pekerjaan ini sedikit lebih mudah.
Puzzle pun lengkap...
Tidak lupa lubang kecil pada pojokan yang pecah “diisi” menggunakan clear silicone sealant.
Pagi hari, lem dan sealant sudah mengering sempurna, dan lampu belakang pun siap dipasang kembali…
…untuk sementara.
Baru atau Copotan
Mencari parts eksterior — dalam hal ini lampu belakang — untuk mobil yang usianya sudah diatas 10 tahun, apalagi yang cukup jarang ditemui di jalan, tentunya menjadi tantangan tersendiri. Bahkan bisa dianggap beruntung jika barangnya masih ada di pasaran.
Hal yang pertama kali saya lakukan adalah mencari tahu harga barunya, penelusuran online dan menanyakan ke beberapa toko spare parts via telepon (baik di Bandung maupun Jakarta), saya dapatkan angka di kisaran 2 juta hingga 2.5 juta Rupiah. Harga yang lumayan bikin mengurut dada…
Alternatif lain pun dicoba, yaitu mencari lampu belakang copotan, atau bekas.
Ketika saya posting kejadian tersebut di Kaskus, beberapa rekan memberikan kontak pedagang barang copotan, sayangnya semua tidak memiliki stok lampu belakang Estate.
Teman dari Estate
Pernahkah anda dibantu oleh seseorang yang belum pernah anda temui sekalipun?
Saya pernah!
Adalah om… ah… sebut saja “bunga” — nama disensor atar permintaan beliau — yang disela-sela kesibukannya menyempatkan diri bertandang ke pusat onderdil Cipete dan Duta Mas Fatmawati untuk mencarikan saya lampu belakang copotan.
Foto-foto kiriman bunga
Berkat bantuan “bunga”, ditemukan satu saja pedagang yang memiliki stok lampu belakang copotan Estate. Bahkan “bunga” berhasil mendapatkan kontak pedagang lain di Bandung yang memiliki stok copotan lainnya.
“Bunga” pun rela balik lagi ke Cipete hanya untuk memastikan lampu copotan tersebut dalam kondisi baik, sekaligus tawar-menawar.
Namun sayang, karena kedua lampu copotan tersebut — baik yang di Jakarta maupun di Bandung — adalah bekas di perbaiki, bahkan bagian mika ada yang di sambung.
Sebenarnya, hasil perbaikan tersebut cukup rapi dan tidak terlalu terlihat, yang tidak cocok adalah harganya. Karena harga yang ditawarkan oleh penjual, tidak sebanding dengan kondisi lampu tersebut.
Akhirnya niat membeli pun diurungkan…
Saya rasa, sejak memiliki Chevrolet Estate, tidak hanya kontak para mekanik yang didapatkan, tapi juga banyak teman. Makasih ya “bunga”!
Lampu Belakang Didapatkan
Tak menyerah begitu saja, saya pun mengalihkan pencarian ke eBay.
Target saya adalah mendapatkan lampu belakang pengganti dengan kondisi bagus, dan maksimum 1/2 dari harga baru di Indonesia, sudah termasuk ongkos kirim.
Setelah beberapa hari mencari, saya menemukan lampu copotan Suzuki Forenza dalam kondisi bagus dengan harga $80 saja sudah termasuk ongkir (atau sekitar Rp.1.060.000,- menurut kurs saat itu). Tanpa pikir panjang, pointer mouse langsung mengarah pada tombol “Buy it Now!”.
Kurang dari 2 minggu kemudian, sebuah kotak muncul di meja saya:
Kotaknya kusut, moga-moga isinya tidak...
Didalamnya, saya mendapatkan ini:
Tanpa bubblewrap, untung saja selamat...
Kondisinya cukup berdebu dan ada goresan tipis di permukaan mikanya, namun demikian kabel dan bohlam ikut disertakan. Setelah dicuci dan dipoles menggunakan kompon, lampu ini pun menjadi seperti baru lagi.
Sampai tahap ini, proses penyembuhan pun makin mendekati akhir…
Sayangnya belum ada sistem diskusi yang diimplementasikan di website ini. Gatal ingin berkomentar? Kesini saja.