Chevrolet memiliki sejarah panjang di Indonesia, setelah lama stagnan dengan Trooper, Blazer, dan Zafira, di akhir tahun 2002, General Motors (GM) sebagai pemilik merk Chevrolet memutuskan untuk memperluas pasar dengan meluncurkan model-model lainnya.
Perusahaan yang rasional tentu akan memulai dengan meluncurkan model 7 seater murah yang saat itu sedang booming-boomingnya digemari orang, tapi tidak dengan GM yang gila. Alih-alih perluasan model Chevrolet diawali dengan memasukkan model-model legendaris mereka seperti Camaro atau Corvette, mereka memutuskan untuk memulai dengan city car imut bermesin 800cc, hatchback 1500cc yang kurang tenaga, sedan 1800cc yang ingin terlihat eksklusif tapi interiornya terbuat dari plastik, dan versi station wagon dari sedan tersebut yang mengecewakan setelah orang melihat ke dalam dan tidak menemukan 7 tempat duduk disana.
Sorry, tapi saya rasa Estate ga bisa bengkokin kaki-kakinya kayak ballerina.
Tentunya ada yang lebih gila dari GM, yaitu orang yang membeli produk mereka dari kala itu, termasuk saya.
Selamat datang di F16D3, dimana Anda akan menemukan petualangan saya dengan salah satu produk GM dari kala itu, Chevrolet Estate. Web ini dibagi menjadi 2 bagian utama, Artikel berisi cerita dan Bengkel yang berisi kebodohan-kebodohan teknis yang saya lakukan saat memelihara produk GM tersebut.
Selamat menikmati!
Sayangnya belum ada sistem diskusi yang diimplementasikan di website ini. Gatal ingin berkomentar? Kesini saja.