Mudik sudah menjadi ritual tahunan bagi orang Indonesia. Karena tahun lalu kami sudah pergi ke Semarang, tahun 2019 ini Bengkulu giliran jadi tujuan. Kebetulan pula Dermaga Eksekutif Merak telah dibuka, dengan harapan mudik lebih nyaman, kami pun antusias mencobanya.
Dermaga Eksekutif Merak
Dengan hashtag #TiketFerryJamanNow tentunya fasilitas yang ditawarkan untuk menyeberang dari Dermaga Eksekutif Merak ini cukup menarik, antara lain:
- Pelayaran yang terjadwal dengan jam keberangkatan yang pasti.
- Kapal cepat, menyeberang hanya 1 jam saja!
- Dermaga yang menyerupai mall dengan berbagai tenant sehingga nyaman saat menunggu berlayar.
- Fasilitas dan ruangan di atas kapal yang lebih baik.
- Dan tentunya bisa beli tiket online!
Untuk itu semua, sebuah mobil (bukan truk tronton) dikenai tarif Rp.579.000,- saja, lebih mahal 200 ribu dari tarif kapal biasa. Cukup worth it menurut saya, sehingga setelah membaca itu semua di internet, dan sedikit chatting dengan CS dari ASDP Indonesia Ferry untuk memastikannya. Tiket pun kami beli secara online untuk pelayaran tanggal 29 Mei 2019.
Tiket dengan kode booking yang kami dapatkan setelah membayar via transfer bank...
Check In
Sekitar pukul 03.30 tanggal 29 Mei kami tiba di Dermaga Eksekutif Merak. Sebenarnya lalu lintas menuju dermaga sudah lumayan padat, untungnya dermaga eksekutif ini letaknya jauh sebelum dermaga reguler, sedikit setelah lewat terminal bus Merak.
Tiba di loket, petugas dengan riang gembira melakukan scan pada tiket yang saya tunjukkan.
”Beep!“ Alat scan berbunyi menunjukkan bahwa kode booking…
…tidak dikenali.
Petugas pun memastikan tanggal pada tiket benar, dan kembali melakukan scan.
Tetap tidak dikenali.
Entah cara apa saja yang petugas tersebut coba karena beberapa kali mengetikkan sesuatu di komputernya tetap tidak membuahkan hasil, keriangannya pun sirna sudah.
”Maaf pak, ini sudah beberapa kali kejadian hari ini“. Katanya, dan teknisi pun dipanggil melalui telepon genggamnya.
Setelah teknisi datang dan tidak berhasil juga, akhirnya kami diijinkan masuk dengan cara manual, alias plat mobil, ktp, dan kode booking kami di foto lalu diberikan catatan, setelah itu boarding pass baru kami dapatkan.
”Benar-benar check in jaman now“, pikir saya, lalu kami pun diarahkan untuk mengantri…
Antri Kapal
Tunggu dulu! Mengantri?
Ini artinya proses naik kapal tidak ada bedanya dengan dermaga reguler dong!
Antrian selepas loket check in, sekitar jam 4 pagi...
Bayangan saya saat check in di Dermaga Eksekutif Merak ini, seharusnya kita sudah mendapatkan jam berapa kita kebagian naik kapal, mengingat:
- Jumlah dermaga hanya 1.
- Jam keberangkatan tiap kapal yang (seharusnya) sudah pasti.
- Kapasitas penumpang dan kendaraan yang bisa diangkut oleh masing-masing kapal (seharusnya) sudah diketahui.
- Jumlah penumpang dan kendaraan check in yang juga sudah pasti diketahui.
Secara sistem seharusnya sudah bisa dihitung, kapan giliran naik masing-masing kendaraan ke kapal. Tetapi karena tidak ada kepastian jam, harapan untuk menunggu naik kapal sambil nongkrong di Starbucks pun sirna sudah.
Inginnya memarkirkan mobil dan menunggu jadwal naik kapal, malah takut di salip orang saat antrian maju. Akhirnya terpaksa berdiam diri saja sambil sahur di mobil. Bahkan ke toilet pun harus bergiliran karena takut ketinggalan antrian.
Benar-benar antrian jaman now!
Di Atas Laut
Giliran menyeberang pun tiba sekitar jam 7.30 pagi. Kapal yang kami dapat adalah KMP Port Link III.
Sabar menunggu kapal datang...
Dibandingkan dengan kapal reguler kapal eksekutif ini memang beda.
AC dingin, semua bagian kapal bersih, dan semua ruangan tersedia secara gratis, tidak seperti kapal reguler yang biasanya memiliki beberapa ruangan berbayar.
Kami pun memilih ruangan bertuliskan “family room” di mana didalamnya terdapat beberapa meja dan kursi yang dikelompokkan seperti pada restoran. Satu keluarga boleh menempati satu meja, tentunya saya memilih meja di pojokan yang memiliki sofa untuk berbaring setelah tidak tidur semalaman.
Family room di kapal Port Link III
Meskipun saat saya naik kapal antrian mobil di dermaga sudah mengular sampai ke jalan, tapi kondisi di kapal cukup leluasa.
Parkiran di dalam kapal yang sebenarnya masih bisa muat beberapa mobil lagi
Mungkin ini juga bedanya eksekutif dan reguler, dimana saat musim mudik seperti ini, dek kapal reguler selalu tumpah ruah oleh penumpang yang sampai gelar tikar di lorong-lorong dan parkiran.
Kondisi dek yang cukup leluasa dan kondusif... ...untuk selfie
Seperti iklannya pula, kapal ini cepat dan tiba di Bakauheni sebelum saya sempat tidur lelap.
Cuci Muka
Turun dari kapal di Bakauheni, kami berharap bisa parkir di area parkir dermaga eksekutif dan masuk ke mall untuk sekedar cuci muka. Apa daya untuk masuk ke area parkiran, harus melewati loket check in terlebih dahulu, yang artinya mesti bayar kapal lagi.
Andai setelah turun kapal bisa sekedar parkir di area dermaga eksekutif, tentunya akan lebih banyak orang yang sekedar mampir ke mall untuk sarapan (jika bukan bulan puasa) atau ke toilet. Tentunya pula akan meningkatkan revenue dari tenant mall itu sendiri.
Akhirnya kami mencari toilet di dermaga reguler yang kebetulan sedang kosong melompong, kami sengaja tidak ingin berhenti di rest area jalan tol, karena kami dengar rest area tersebut masih ala kadarnya.
Area dermaga reguler yang biasanya penuh antrian
Tak lama perjalanan kami lanjutkan kembali. Dari pelabuhan langsung masuk tol dari gerbang Bakauheni Selatan.
Siapkan e-toll!
Tentunya pengalaman kami menyeberang dari Dermaga Eksekutif Merak ini masih jauh sekali dari yang dibayangkan. Apakah di kemudian hari akan ada perubahan?
Kita tunggu saja hashtag berikutnya…
Sayangnya belum ada sistem diskusi yang diimplementasikan di website ini. Gatal ingin berkomentar? Kesini saja.