2008 adalah tahun dimana GM mencuri wajah Lacetti hatchback dan menempelkannya ke Chevrolet Estate di Indonesia. Para pemilik Estate generasi pertama terkejut karena tidak hanya wajah yang berubah, tapi di pantat pun tertulis sebuah kata yang sebelumnya tidak ada disana.
VGIS, makhluk apa pula itu?
Kabar baik bagi para pemilik Estate generasi pertama, mesin anda sudah dilengkapi teknologi tersebut. Masalahnya adalah GM lupa menempelkan emblem VGIS tersebut di pantat mobil anda.
Variable Geometry Induction System (VGIS)
Makin panjang jalur yang dilalui udara saat masuk ke mesin, torsi pada RPM rendah akan naik dan torsi pada RPM tinggi akan turun. Makin pendek jalur yang dilalui udara saat masuk ke mesin, torsi pada RPM rendah akan turun dan torsi pada RPM tinggi akan naik.
“Gimana kalau kita bikin jalur udara panjang di RPM rendah, dan jadi pendek di RPM tinggi?” kata seorang desainer mesin di GM sambil terkantuk-kantuk. VGIS pun lahir.
Saat RPM rendah, ECM memerintahkan VGIS Solenoid untuk terbuka. Akibatnya Diapraghm menarik Control Valve tertutup, sehingga jalur udara masuk ke mesin lebih panjang.
Vacuum Tank digunakan untuk menyimpan vakum karena vakum yang dihasilkan mesin saat idle tidak cukup kuat untuk menarik Diaphragm.
Saat RPM tinggi, VGIS Solenoid dimatikan. Akibatnya Diapraghm kembali ke posisi awal dan Control Valve terbuka, sehingga jalur udara masuk ke mesin menjadi pendek.
Diagram menunjukkan perbandingan torsi yang dihasilkan mesin VGIS dan konvensional.
VGIS di Mesin Anda
Kiri: Vacuum Tank, kanan: Solenoid
Vacuum Tank dan Solenoid berada pada bracket yang menempel pada firewall. Satu pipa vakum masuk dari intake manifold ke Vacuum Tank, satu lagi pipa vakum keluar ke Diaphragm dari Solenoid.
Posisi piston pada Diaphragm menarik Control Valve di dalam intake manifold pada saat RPM rendah (atas), dan posisi piston pada RPM tinggi (bawah).
Bentuk Diaphragm yang mirip piring terbang, sering disalah kira sebagai regulator tekanan bensin, apalagi posisinya yang memang dekat dengan pipa masuk ke injector.
VGIS di Dunia Nyata
OK, jadi teknologi ini cukup canggih, dan GM bisa mendapatkan solusi yang cukup sederhana murah untuk mewujudkannya. Tapi ada satu pertanyaan tersisa:
“Pada RPM berapa control valve mulai terbuka dan jalur udara menjadi pendek?”
Empat Ribu Tujuh Ratus eR Pe eM . . .
GM pasti becanda, selama saya mengemudi mobil ini, saya belum pernah sekalipun melewati 4100 RPM, apalagi sampai 4700 RPM, ataukah cara mengemudi saya yang salah?
Anda mungkin juga mengalami hal yang sama, kecuali anda pembalap atau sedang dikejar debt collector.
Lalu jika torsi tambahan di RPM tinggi hanya bisa didapat setelah 4700 RPM, yang notabene jarang atau bahkan tidak pernah tercapai, untuk apa GM repot-repot memasang sistem VGIS ini di mesin Estate? Mereka bisa meluncurkan Estate dengan harga lebih murah tanpa sistem VGIS, malah mungkin biaya produksi yang dikeluarkan untuk sistem ini, bisa dialihkan ke hal yang lain, parking sensor misalnya.
Mesin ini seharusnya menggunakan jalur intake yang panjang saja fix dari pabrik, karena yang sangat bermanfaat adalah torsi tambahan pada RPM rendah di bawah 4700.
Tunggu dulu…
Melepas VGIS
Sebelum memulai: saya hanya melepas sistem VGIS pada Estate saya sebagai bahan eksperimen untuk membuktikan bahwa mesin tersebut dapat berjalan normal tanpa adanya sistem VGIS tersebut. Setelah itu, sistem VGIS kembali saya pasang seperti semula.
Anda harus memiliki alasan yang kuat untuk melepas sistem VGIS pada mesin anda, menurut saya, jika anda masuk dalam salah satu kriteria dibawah, anda boleh melepas sistem tersebut:
- Salah satu komponen (Vacuum Tank, Solenoid, Diaphragm) rusak dan tidak bisa mendapatkan komponen pengganti.
- Anda sedang berada di antah berantah dan kehilangan torsi di RPM rendah karena sistem VGIS rusak.
- Anda ingin menyederhanakan fungsionalitas mesin, mengurangi resiko komponen yang rusak di kemudian hari.
- Anda ingin menulis artikel tentang VGIS.
- Anda ingin piara ayam di ruang mesin anda… (baca lebih lanjut)
Mulai dengan mencabut dua pipa vakum dari intake manifold dan Diaphragm (ditandai merah).
Siapkan pipa karet dengan panjang sekitar 10cm dan zip tie.
Hubungkan langsung lubang di intake manifold dengan Diaphragm (ditandai merah).
Sebenarnya anda dapat menutup saja lubang di intake manifold dengan menggunakan karet, tetapi dengan menghubungkannya ke Diaphragm menggunakan pipa, anda tidak perlu khawatir ada debu yang masuk ke lubang Diaphragm.
Ikat piston pada Diaphragm menggunakan zip tie, sehingga posisi piston selalu dalam keadaan tertarik. Artinya udara pada intake akan melewati jalur yang lebih panjang (torsi optimal untuk RPM rendah).
Lepas bracket Vacuum Tank dan Solenoid dari firewall menggunakan kunci pas 10mm. Simpan di tempat yang aman, siapa tahu anda akan membutuhkannya kembali saat anda membalap kelak.
Menipu ECM
Selanjutnya, kita perlu menipu ECM agar ECM tidak mengira kalau sistem VGIS sudah dilepas.
Saya menggunakan resistor 470 ohm 1/2 watt yang kakinya dibentuk, lalu ditancapkan ke konektor Solenoid
Impedance solenoid adalah 42.9 ohm, bisa juga menggunakan resistor yang mendekati ke impedance tersebut, yaitu 47 ohm, tetapi resistor harus berkekuatan minimal 5 watt. 470 ohm sudah cukup aman untuk menipu ECM.
Dalam keadaan darurat, biarkan saja konektor menancap ke Solenoid.
Biar ga kecipratan
Lalu konektor dibungkus menggunakan plastik dan karet gelang, dan digantung menggunakan zip tie.
Selamat Tinggal VGIS
Semuanya terasa normal setelah VGIS dilepaskan, akselerasi masih sama, lampu kabut masih menyala seperti biasa, Bandung masih macet kala weekend, bahkan jendela pengemudi masih bisa naik turun secara otomatis.
Penampakan ruang mesin yang lebih lowong, bisa buat piara ayam.
Pada akhirnya, semua eksperimen ini membuktikan bahwa, VGIS, sebuah teknologi yang anda lupa, kecuali saat debt collector mengejar anda.
Anda juga bisa menemukan sistem VGIS pada mesin E-TEC 1400cc (Kalos dan sebagian Aveo).
Sayangnya belum ada sistem diskusi yang diimplementasikan di website ini. Gatal ingin berkomentar? Kesini saja.