Gerimis dan Dua Gelas Air Mineral

23 May, 2017

Judulnya agak sentimentil, apalagi ada kata-kata “ gerimis ”, hati-hati mungkin anda butuh tissue saat membaca.

Artikel ini tidak masuk ke kategori bengkel, karena pada minggu-minggu tertentu, tidak ada yang perlu diperbaiki pada Chevrolet Estate saya, ajaib bukan? Seperti pada suatu hari tak lama setelah mobil tersebut menjadi milik saya.

Sabtu itu pertama kalinya saya kuras radiator Estate saya, petama kalinya pula langit cerah dan matahari bersinar terang setelah selama ini hujan selalu turun tiap harinya. “Ga sesulit yang dibayangkan”, pikir saya sambil tersenyum puas.

Gerimis dan Dua Gelas Air Mineral - Klem baut (atas), klem jepit (bawah)Gerimis dan Dua Gelas Air Mineral - Klem baut (atas), klem jepit (bawah)Gerimis dan Dua Gelas Air Mineral - Klem baut (atas), klem jepit (bawah)

Klem baut (atas), klem jepit (bawah)

Tidak hanya kuras radiator saja, tapi saya juga mengganti kedua klem baut pada selang radiator atas, yang entah sejak kapan menempel disana, dengan klem model jepit yang menurut penjualnya berasal dari Opel Chevrolet Blazer.

“Ini baru benar”, gumam saya karena meyakini memang sudah seharusnya bahwa klem jepitlah yang digunakan di selang radiator tersebut, karena memang dari pabrik bukan klem baut yang digunakan.

Ajaibnya foto lama ini belum kehapus dari harddisk saya...

Mesin pun dinyalakan. Sambil menunggu temperatur mesin naik, saya bergegas mandi. Sayang sekali, padahal menurut saya bau coolant yang menempel di badan saya itu cukup wangi untuk menggantikan parfum bermerek terkenal, apa daya istri tidak setuju.

“Mau kemana?” Tanya istri saya. Saya mengatakan ingin melakukan tes hasil kuras radiator tersebut, dan dia bersikeras ingin ikut. “Baiklah”, kata saya.

Gerimis

Selepas gerbang tol Buah Batu, saya merasa percaya diri. Posisi jarum temperatur berkurang tipis dibanding biasanya. Saya menahan RPM di kisaran 3500 pada gigi 4, namun jarum tetap tak mau bergerak ke kanan. “Berhasil”, pikir saya. Istri saya bertanya, “kenapa senyum-senyum sendiri, gila ya?”

Saya mengarahkan mobil ke exit Pasir Koja. Jika anda orang Bandung, anda pasti tahu setelah berbelok ke exit Pasir Koja, ada jarak sekitar 1km lurus sebelum tiba di gerbang tol. Saya makin pede. Selepas belokan, gas pun diinjak lebih dalam dan RPM bertahan di 4000 pada gigi 4.

Beberapa detik kemudian, gerimis. Titik-titik air muncul merata di kaca depan. Secara insting saya pun menyalakan wiper. “Aneh juga ya, padahal di luar panas terik”, kata istri saya. Baru saya tersadar, kalau titik-titik air tersebut berwarna hijau.

Dua Gelas Air Mineral

Jendela dibuka saat membayar tol, dan bau yang familiar masuk ke dalam kabin, coolant. Asap putih terlihat dari kap mesin, dan petugas loket menatap heran. Saya berusaha tenang, “mungkin dia bingung apakah mobil ini punya 7 seat atau tidak”, pikir saya. Ajaibnya, jarum temperatur tidak mentok ke kanan, tapi hanya setengah lebih sedikit.

Selepas gerbang tol, saya segera menepi dan membuka kap mesin. Ini yang saya temukan.

Gerimis dan Dua Gelas Air Mineral - Gerimis hijau

Gerimis hijau

Ternyata klem jepit yang baru saya pasang, ukurannya sedikit terlalu besar sehingga tidak cukup kuat untuk membuat selang radiator atas bertahan di rumah thermostat.

Istri saya tampak khawatir.

Setelah menjelaskan apa yang terjadi, dia pun tertawa. Lebih tepatnya, menertawakan.

Tak menunggu lama, saya pasang kembali selang yang lepas tersebut, masih dengan klem jepit yang sama, meskipun isi reservoir sudah kosong melompong. “Sial”, gumam saya sambil masuk ke mobil. Istri saya sudah sibuk bermain dengan handphone nya, mungkin ia sedang menyebarkan kemalangan kita ini ke seluruh media sosial yang ada di dunia.

Saya mempertimbangkan untuk berjalan kaki ke arah perempatan Pasir Koja, sekitar 1km jauhnya, dengan meyakini bahwa ada bengkel disana. Tapi, membuka center console, disanalah tergeletak entah sudah berapa lama: dua gelas air mineral.

Lampu Merah

“Mungkin bisa sampai ke bengkel, kalau jalan pelan”, pikir saya sambil mengosongkan dua gelas air tersebut ke dalam reservoir. Tentu saja, dengan cepat reservoir kembali kosong, karena air langsung masuk ke dalam mesin yang entah tinggal berapa banyak sisa coolant di dalamnya.

Mesin dinyalakan dan jarum temperatur masih sedikit diatas setengah. “Mungkin bisa berhasil”, pikir saya. Beberapa detik kemudian saya jalankan mobil pelan ke arah perempatan Pasir Koja, karena tidak ada perubahan posisi jarum temperatur.

Apa anda pernah keluar tol Pasir Koja di hari Sabtu? Tentu saja saya terjebak di lampu merah sebelum perempatan tersebut. Mata saya tidak bisa lepas dari speedometer, dan benar saja, jarum temperatur mulai merayap naik. Rasanya Bandung gerah sekali.

Lampu Hijau

Saya hampir saja terjebak di lampu merah untuk kedua kalinya, saat sebuah celah terlihat di belakang bus Primajasa yang berbelok ke arah kanan. Tidak saya sia-siakan, segera saya tempel ketat bis tersebut dan berhenti tepat di depan bengkel di pojok perempatan. Jarum temperatur sudah 3/4 ke kanan, untuk ukuran reservoir yang kosong, hal tersebut patut dirayakan.

Satu jerigen coolant dan dua buah klem baut pun di beli. Tak berapa lama Estate pun bisa meluncur kembali.

Sekarang, silahkan ambil tissue untuk menghapus air mata anda saat anda menertawakan saya sepuasnya.

Tentu saja sekarang Estate saya sudah menggunakan klem jepit kembali, dengan ukuran yang benar :p

Sayangnya belum ada sistem diskusi yang diimplementasikan di website ini. Gatal ingin berkomentar? Kesini saja.