Mengisi bensin baik Pertalite, Pertamax, atau bahkan Pertamax Turbo, mungkin sudah menjadi rutinitas yang biasa, tapi ada satu hal yang saya perhatikan tidak berubah sejak mudik ke Bengkulu 2 tahun sebelumnya: antrian di SPBU.
Entah kenapa masih ada antrian, padahal secara infrastruktur rute yang kami lalui sudah jauh lebih baik. Bahkan di dalam kota Bandar Lampung pun kami sempat melihat antrian sampai ke jalan, tepatnya di SPBU 24.351.125 yang berlokasi Jl. Sultan Agung.
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kami sudah memiliki strategi sendiri untuk mengisi bensin dalam trip ke Bengkulu ini.
SPBU Pilihan Kami
Rute kami tahun ini tidak jauh berbeda dari mudik sebelumnya, hanya karena sekarang sudah ada tol dari pelabuhan Bakauheni hingga Terbanggi Besar, tentunya jalur tol menjadi pilihan utama.
Rute lintas Sumatra dan poin pengisian bensin kami tahun ini
Pengisian pertama dilakukan sebelum naik kapal. Ini bisa dilakukan di salah satu dari 2 SPBU yang terletak diantara exit tol Merak hingga pelabuhan Merak.
Karena saat turun di Bakauheni kami akan langsung masuk tol, dan kondisi SPBU di rest area yang masih belum memadai, kami mengisi penuh di Merak agar bensin mencukupi hingga poin pengisian berikutnya di Kotabumi.
SPBU favorit kami di Kotabumi yang dibalut mendung
Banyak pilihan SPBU besar dengan fasilitas lengkap di Kotabumi, sehingga selain mengisi bensin, juga menjadi tempat favorit untuk beristirahat. Selain itu banyak juga pilihan makanan dengan tempat yang nyaman dan bersih.
SPBU 24.345.24 adalah favorit kami. Terletak persis dekat bundaran sebelum belokan ke kiri menuju Bukit Kemuning, SPBU ini susah untuk dilewatkan.
Tangki kembali diisi penuh disini. Jika anda menghargai waktu, hindari mengisi Pertalite, atau bahkan Premium, karena besar kemungkinan antriannya sangat panjang dibandingkan dengan Pertamax.
SPBU terbaik di Bintuhan
Perjalanan hari ke-2, bensin kembali diisi penuh di Bintuhan.
SPBU 24.389.36 yang terletak di Bintuhan ini adalah SPBU pertama yang akan anda temui setelah menempuh perjalanan sekitar 100km jauhnya dari Krui.
Kami selalu menghindari untuk mengisi bensin di Krui karena SPBU di sana selalu penuh sesak oleh antrian, bahkan lebih parah dari antrian di kota-kota sebelumnya.
Tangki penuh di Bintuhan artinya persediaan bensin akan cukup untuk mencapai Bengkulu.
Suasana antrian SPBU di Bengkulu
Banyak sekali pilihan SPBU di Bengkulu, jadi anda tidak perlu pusing mencari. Tapi jangan heran jika anda masih menjumpai antrian, terutama untuk SPBU yang menjual Premium dan Pertalite.
Kami selalu mengisi penuh di Bengkulu untuk menghindari kehabisan bensin di kota Curup tujuan kami. Mengisi di Bengkulu sudah cukup untuk perjalanan pulang-pergi ke Curup dan berkeliling sepuasnya.
Terbukti bukan bahwa konsumsi bensin Chevrolet Estate jauh lebih irit daripada BMW 735iL.
Menginap di Krui
Berkat adanya tol dari Bakauheni hingga Terbanggi Besar, kami tiba di Liwa sekitar jam 5 sore, yang artinya jauh lebih cepat daripada perjalanan kami 2 tahun yang lalu.
Lokasi menginap pun di geser ke Krui, sekitar 30km setelah Liwa.
Anda tidak perlu khawatir mencari kasur di Krui, karena Krui adalah kota wisata tempat para peselancar menguji nyali. Banyak sekali pilihan hotel dan resort di sini, dari mulai kelas backpacker hingga kelas penghabisan isi dompet.
Pilihan kami jatuh pada Revive Krui King Resort atau yang lebih dikenal dengan nama Anjung Bang Oking Hotel & Resort.
Tiba sekitar jam 7 malam dan mengira hotel ini biasa saja, di pagi hari, inilah yang kami temukan:
View pagi dari kamar kami: Estate di bibir pantai...
Dengan biaya 400 ribu, didapatkan Family Room ber-AC yang dapat digunakan menginap untuk 4 orang, makan sahur untuk 2 orang, view yang asyik, dan bonus main di pantai sepuasnya. Sayangnya tidak tersedia handuk atau perlengkapan mandi seperti hotel pada umumnya.
Tersedia juga bungalow yang dapat dipakai lebih banyak orang dengan harga 500 ribu saja, sayangnya tidak ber-AC.
Main dulu sebelum mandi...
Mumpung di Krui, makanan khas Sate Ikan Tuhuk (Marlin) yang merupakan simbol kota ini wajib dinikmati.
Tampilan seperti sate umumnya, tapi rasanya berbeda...
Anda bisa menanyakan ke staf hotel dimana bisa mendapatkan makanan legendaris ini.
Selamat menikmati!
Sayangnya belum ada sistem diskusi yang diimplementasikan di website ini. Gatal ingin berkomentar? Kesini saja.